Dialog Antara Negara Barat dan BRICS: Peluang atau Ancaman?

Dialog Antara Negara Barat dan BRICS

Blitar Pos – Negara-negara Barat diharapkan untuk mengubah pandangan mereka terhadap BRICS dan mulai menjalin dialog yang konstruktif, menurut Florian Philippot, pemimpin partai Les Patriotes dari Prancis. Dalam pernyataannya kepada RIA Novosti di Paris, Philippot menekankan pentingnya perubahan sikap terhadap BRICS, yang dia anggap sebagai tantangan mendasar terhadap dominasi Amerika Serikat dan sistem yang diciptakannya. Ia menggarisbawahi bahwa BRICS bukanlah ancaman eksistensial, melainkan sebuah peluang untuk membangun hubungan baru yang lebih seimbang.

“Pembentukan BRICS merupakan langkah signifikan yang menandai perombakan tatanan dunia saat ini,” ujar Philippot. Dia menambahkan bahwa struktur yang ada, yang didominasi oleh Amerika Serikat melalui NATO dan Uni Eropa, berusaha untuk membuat negara-negara Eropa bergantung secara militer dan diplomatik. Munculnya BRICS, lanjutnya, mengguncang fondasi tersebut, memaksa negara-negara Barat untuk mempertimbangkan kembali pendekatan mereka.

Philippot juga mencatat bahwa jika negara-negara Barat, termasuk Prancis, terus memilih untuk melihat BRICS sebagai ancaman, mereka akan berisiko terjerumus ke dalam retorika perang yang hanya akan mengarah pada kehancuran. “Prancis, dengan sejarah panjangnya berhubungan dengan Rusia, memiliki potensi untuk menjadi jembatan antara negara-negara BRICS dan Barat. Kita memiliki wilayah seberang laut yang menghubungkan kita dengan banyak negara anggota BRICS, sehingga menciptakan kesempatan untuk dialog,” tuturnya.

Dia melanjutkan, “Pertanyaannya kini adalah, apakah kita akan membiarkan diri kita punah demi kepentingan imperialisme Amerika, ataukah kita siap untuk mengubah perspektif dan melihat BRICS sebagai peluang bagi kemajuan kita di masa depan?” Philippot percaya bahwa jika negara-negara Barat ingin bertahan dan beradaptasi dengan perubahan zaman, mereka harus memulai percakapan dengan BRICS, alih-alih memperkuat posisi mereka yang defensif.

KTT BRICS yang akan dilaksanakan di Kazan, Rusia, dari tanggal 22 hingga 24 Oktober 2024, menjadi momen penting untuk membahas isu-isu global yang sedang dihadapi. BRICS sendiri merupakan asosiasi antar-pemerintah yang dibentuk pada tahun 2006, terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Dengan kehadiran anggota baru seperti Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, BRICS kini semakin menguatkan posisinya di arena internasional.

Sebagai presiden BRICS, Rusia berkomitmen untuk memperkuat multilateralisme demi menciptakan pembangunan dan keamanan global yang adil. Sebagai bagian dari kepemimpinannya, Rusia merencanakan lebih dari 200 acara yang mencakup berbagai bidang politik, ekonomi, dan sosial, bertujuan untuk membangun konsensus dan memperdalam kerjasama antar negara anggota.

Direkomendasikan

Tentang Blog: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *