Qatar Desak Penyelidikan Internasional atas Serangan Israel terhadap UNIFIL di Lebanon

Qatar menuntut serangan Israel

Blitar Pos – Qatar menuntut penyelidikan internasional yang segera dilakukan atas penargetan Israel terhadap misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar pada Jumat (11/10), setelah serangan yang menargetkan pasukan PBB tersebut menyebabkan luka di kalangan personel yang bertugas.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam keras serangan tersebut, menegaskan bahwa serangan yang menyasar UNIFIL merupakan “pelanggaran yang jelas terhadap ketentuan hukum kemanusiaan internasional serta Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701.” Resolusi ini mengharuskan penghentian konflik antara Lebanon dan Israel secara total, serta pembentukan zona demiliterisasi yang membatasi kepemilikan senjata dan peralatan militer hanya untuk pasukan Lebanon dan UNIFIL di wilayah tersebut.

Qatar mendesak komunitas internasional untuk mengambil “tindakan tegas” guna memaksa Israel menghentikan serangan agresif dan pelanggaran berulang terhadap hukum internasional. Serangan terbaru Israel yang menargetkan pos pemantauan UNIFIL terjadi pada Jumat pagi, di mana dua personel penjaga perdamaian dari Sri Lanka dilaporkan terluka akibat tembakan yang diarahkan ke markas besar PBB di Naqoura, Lebanon selatan. Tidak hanya itu, dua pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia juga mengalami luka pada Kamis sebelumnya.

Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon, yang diklaim sebagai serangan terhadap Hizbullah, meskipun tanpa bukti yang jelas dipublikasikan ke masyarakat. Konflik yang berkepanjangan ini telah menewaskan sedikitnya 1.351 orang, lebih dari 3.800 orang terluka, dan 1,2 juta orang terpaksa mengungsi akibat serangan tersebut. Data ini menunjukkan dampak manusiawi yang serius dari konflik yang sedang berlangsung.

Serangan udara ini merupakan eskalasi dari perang lintas batas yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah, yang semakin memanas setelah konflik di Jalur Gaza. Pada tahun lalu, kelompok Palestina Hamas meluncurkan serangan yang memicu reaksi militer besar dari Israel. Dalam konteks ini, lebih dari 42.100 orang, sebagian besar terdiri dari perempuan dan anak-anak, telah kehilangan nyawa mereka akibat serangan tersebut.

Sementara itu, meskipun ada peringatan dari berbagai pihak bahwa Timur Tengah berada di ambang perang kawasan, Israel justru memperluas konflik dengan melakukan serangan darat ke Lebanon selatan sejak 1 Oktober. Tindakan ini menambah kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dari ketegangan yang ada, serta dampaknya terhadap stabilitas di kawasan tersebut.

Dengan situasi yang semakin memburuk, Qatar dan berbagai negara serta organisasi internasional lainnya mendesak agar penyelidikan independen dan transparan segera dilakukan untuk menilai situasi yang terjadi di lapangan, serta untuk memastikan bahwa pelanggaran hukum internasional tidak dibiarkan tanpa konsekuensi. Dalam konteks ini, perhatian internasional terhadap perlindungan misi penjaga perdamaian PBB dan perlindungan terhadap warga sipil di Lebanon dan Gaza sangatlah penting.

Peran UNIFIL di Lebanon sangat vital, dan serangan terhadap misi tersebut mencerminkan tantangan yang lebih besar dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan yang bergejolak ini. Dengan adanya tuntutan untuk penyelidikan internasional, Qatar menunjukkan komitmennya dalam mendukung hukum internasional dan perlindungan terhadap misi kemanusiaan di daerah konflik.

Direkomendasikan

Tentang Blog: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *